Pembelot Korea Utara Memohon agar Diizinkan Kembali ke Pyongyang
BEST PROFIT - Seorang pembelot Korea Utara menyampaikan keinginannya untuk dapat diizinkan kembali ke Pyongyang. PT BESTPROFIT
Hal itu disampaikannya saat hadir dalam sebuah konferensi pers yang diadakan Tomas Ojea Quintana, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Korea Utara, Kamis (14/12/2017). BESTPROFIT
Kim Ryon Hui, salah seorang pembelot Korea Utara, yang tiba di Korea Selatan sejak tujuh tahun lalu, mengaku beberapa kali berusaha untuk dapat kembali ke kampung halaman agar bisa bertemu dengan keluarganya. PT BESTPROFIT FUTURES
Kim, yang kini berprofesi sebagai pembuat pakaian, bahkan mengaku sempat mencoba membuat paspor palsu agar dipenjara atau mengaku sebagai mata-mata dengan harapan dapat dideportasi. BESTPROFIT FUTURES
"Saya adalah warga negara Pyongyang dari Republik Rakyat Demokratik Korea. Saya telah ditahan secara paksa di Korea Selatan selama tujuh tahun," kata dia di hadapan puluhan media yang hadir dalam konferensi pers. PT BEST PROFIT
Kim menuduh Korea Selatan telah melanggar hak asasinya dengan mencegah dan melarangnya bertemu orang tua dan juga putrinya. PT BEST PROFIT
"Seorang ibu tidak bisa dipisahkan dengan putrinya bahkan untuk sesaat, dan tujuh tahun sudah sangat menyakitkan," kata Kim menahan tangis dan mengaku sempat pernah mencoba bunuh diri. BEST PROFIT FUTURES
Saat sebagian besar pembelot Korea Utara bisa mendapatkan paspor Korea Selatan mereka dalam jangka waktu enam bulan, Kim mengaku belum menerima hingga saat ini.
Dia juga mengatakan dinas intelijen Korea Selatan sempat berkata padanya mungkin untuk melarikan diri ke Korea Utara.
Dikutip dari AFP, saat ini ada lebih dari 30.000 pembelot Korea Utara yang melarikan diri dari kemiskinan dan tekanan pemerintah. Namun terkadang mereka tak berhasil menemukan kehidupan baru di Korea Selatan yang kapitalis.
Sementara untuk dapat kembali ke Korea Utara adalah hal yang cukup sulit karena harus dengan izin pemerintah.
Keluarga yang terpisah juga menjadi salah satu bagian konflik emosional di Semenanjung Korea setelah pemisahan yang terjadi pada 1953.
Saat ini sekitar 60.000 warga lanjut usia di Korea Selatan masih berharap bisa bertemu lagi dengan keluarga mereka di Korea Utara.
Sumber : Kompas
Sumber : Kompas