Turki Bebaskan Delapan Dokter dari Tuduhan Propaganda Teror
BEST PROFIT - Delapan anggota asosiasi medis Turki yang sempat ditahan otoritas setempat karena mencela operasi militer ke Suriah, akhirnya dibebaskan, Senin (5/2/2018). PT BESTPROFIT
Mereka yang dibebaskan merupakan petinggi di Asosiasi Medis Turki (TTB), termasuk pemimpinnya. BESTPROFIT
Sebelumnya, sebanyak 11 anggota dewan pusat TTB telah ditahan pihak berwenang Turki karena pernyataan asosiasi tersebut yang menyebut perang sebagai masalah kesehatan masyarakat dan menuntut adanya perdamaian. PT BESTPROFIT FUTURES
Tiga anggota yang ditahan telah dibebaskan lebih awal pada Jumat (2/2/2018). Sedangkan delapan lainnya menyusul empat hari berselang. BESTPROFIT FUTURES
Seorang pejabat TTB menyampaikan, delapan orang yang baru saja dibebaskan, termasuk ketua TTB Rasit Tukel, dalam kondisi sehat. PT BEST PROFIT
"Mereka semua, termasuk ketua kami, dibebaskan dalam kondisi baik, seperti saat ditahan dan tidak kurang suatu apapun," kata pejabat tersebut kepada AFP. BEST PROFIT FUTURES
Dalam pernyataanya, asosiasi TTB mengatakan konflik sebagai pangkal terjadinya masalah yang tidak dapat diperbaiki dan menolak adanya peperangan, serta menuntut perdamaian segera.
Asosasi medis Turki memiliki anggota lebih dari 83.000 tenaga medis, yang mewakili 80 persen dokter di Turki.
Setelah pernyataan mereka, otoritas Turki melakukan investigasi terhadap asosiasi tersebut dan para anggotanya dengan tuduhan melakukan propaganda untuk organisasi teror serta memicu kebencian dan permusuhan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sempat menyerang badan tersebut dengan menyebut mereka bukan intelektual namun hanya sekelompok budak yang tidak berpikir.
Dia pun memperingatkan kepada pihak yang melakukan protes harus membayar dengan "harga yang mahal".
Pemerintah Turki telah melancarkan operasi militer ke wilayah Suriah pada 20 Januari 2018 lalu.
Operasi dengan nama "Ranting Zaitun" itu ditujukan untuk mengusir kelompok bersenjata Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang dianggap sebagai teroris oleh pemerintah Turki dari kota Afrin.
Sumber : Kompas