Risiko Ini Bisa Menurunkan Peringkat Utang Indonesia
PT BESTPROFIT - Lembaga pemeringkat (rating agency) Moody's menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari Baa3 ke Baa2. Namun, Moody's tetap memberi catatan seputar risiko yang bisa menghampiri Indonesia. BESTPROFIT Mengutip siaran tertulis Moody's, Jumat (14/4/2018), dengan proyeksi (outlook) stabil sebenarnya kecil kemungkinan untuk penurunan rating. Apalagi dengan penerimaan negara yang terus meningkat, pemerintah akan semakin mampu membiayai pembangunan infrastruktur, perlindungan sosial, dan belanja lainnya. Bahkan jika pemerintah mampu mewujudkan hal tersebut, bukan tidak mungkin Moody's akan kembali memberikan kenaikan rating. BEST PROFIT "Kenaikan rating berpotensi untuk datang dari pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, termasuk pendalaman pasar keuangan dan perbaikan daya saing," sebut pernyataan Moody's. PT BEST PROFIT Namun. Moody's menggarisbawahi bahwa Indonesia perlu mewaspadai beberapa risiko jika tidak ingin mengalami penurunan rating. Pertama adalah jika Indonesia mengalami kemunduran dalam perbaikan kerangka kebijakan dan kelembagaan. PT BESTPROFIT FUTURES "Ada tantangan politik untuk menerapkan reformasi. Apalagi tahun depan akan memasuki tahun Pemilu. Biasanya upaya reformasi kebijakan bisa berdampak negatif terhadap petahana (incumbent)," sebut Moody's. PT BEST PROFIT FUTURES Kedua adalah apabila pemerintah tidak mampu meningkatkan penerimaan negara secara signifikan. Moody's menyimpulkan bahwa potensi perluasan penerimaan negara dalam jangka menengah sangat terbatas. Ini mengindikasikan keterbatasan dalam efektivitas kebijakan dan menciptakan batasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. BESTPROFIT FUTURES Ketiga adalah kekuatan finansial Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bila keuangan BUMN memburuk, maka bukan tidak mungkin akan menciptakan risiko yang merambat ke anggaran negara. "Risiko peningkatan kewajiban BUMN sepertinya akan meningkat karena pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Namun kami melihat hal ini belum mempengaruhi anggaran negara dalam beberapa tahun ke depan," lanjut pernyataan Moody's. Moody's memperkirakan BUMN masih akan mengalami peningkatan kewajiban dalam beberapa waktu ke depan, akibatnya proyek-proyek pembangunan infrastruktur akan sedikit melambat. Meski negatif dalam jangka menengah, tetapi ini akan menurunkan risiko liabilitas BUMN.
Sumber : Detik