Dolar 'Ngamuk' dan Rupiah yang Undervalued
PT BESTPROFIT - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sejak akhir pekan lalu terus mengalami pergerakan menuju level Rp 14.000. Kemarin (26/4) dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) dolar AS sempat menyentuh Rp 13.930 kemudian pada sore dari data Reuters nilai dolar Rp 13.856. Bank Indonesia (BI) menyebutkan pelemahan tersebut terjadi karena sejumlah faktor, mulai dari ketidakpastian ekonomi global, perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan adanya ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) tahun ini. BESTPROFIT Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan saat ini nilai rupiah sudah di bawah nilai wajar atau undervalued. Namun bank sentral memang tidak menargetkan nilai tukar dalam di batasan tertentu. BEST PROFIT "Kami (BI) tidak menargetkan nilai tukar di angka tertentu. Tapi sekarang ini (rupiah) undervalued," kata Agus di Gedung BI, kemarin (26/4). PT BEST PROFIT Mantan Menteri Keuangan ini menyebut BI terus menjaga stabilitas nilai rupiah. Saat ini volatilitas nilai rupiah masih berada di range yang cukup baik yakni kisaran 6%. PT BESTPROFIT FUTURES Dia menjelaskan, kondisi ini terjadi hanya sementara. Pasalnya guncangan yang terjadi di pasar global dan Amerika Serikat (AS) juga bersifat temporary. Saat ini ekonomi dunia sedang menuju titik keseimbangan baru. "Secara umum negara maju dan negara berkembang sudah mulai menormalisasi kebijakan moneternya. Ke depan bunga sudah siap dinaikkan. Indonesia juga harus menyiapkan diri untuk tantangan jangka menengah," ujar dia. PT BEST PROFIT FUTURES
Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan. Depresiasi nilai rupiah dinilai masih lebih baik secara persentase dibandingkan negara-negara tetangga. BESTPROFIT FUTURES "Persentase pelemahan rupiah ini lebih kecil dibandingkan mata uang yang lainnya di Asia seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan India," kata Agus. Dari data BI hingga hari Rabu tanggal 25 April 2018 tekanan masih berlanjut. Rupiah pada tanggal 25 April 2018 terdepresiasi sebesar -0,23% atau -1,09% month to date (mtd). Dari data BI periode 1 April - 25 April 2018 pelemahan nilai tukar sejumlah negara terhadap dolar AS berada di atas 1%. Seperti bath Thailand (-1,14%, mtd), ringgit Malaysia (-1,23%, mtd), dolar Singapore (-1,24%, mtd), Korea Selatan KRW (-1,58%, mtd), dan India INR (-2,57%, mtd). Agus menjelaskan pelemahan rupiah ini terjadi karena penguatan mata uang AS yang terjajdi pada hampir seluruh mata uang dunia (broad based). "Penguatan dolar AS ini adalah dampak dari berlanjutnya kenaikan suku bunga obligasi di AS hingga mencapai 3,03% ini tertinggi sejak 2013," ujarnya. Menurut Agus, depresiasi rupiah juga terkait faktor musiman permintaan valas yang meningkat pada triwulan II antara lain untuk keperluan pembayaran ULN dan pembiayaan impor, dan dividen.
Sumber : Detik