top of page

Kena Sanksi Baru Soal Pemilu, Venezuela Usir Dua Diplomat AS



PT BESTPROFIT - Venezuela mengusir dua diplomat Amerika Serikat sebagai balasan atas sanksi yang dijatuhkan Washington terkait pemilihan umum yang baru lalu. Perintah itu dikeluarkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro terhadap dua diplomat AS di Caracas. BESTPROFIT

Dilansir oleh Reuters, Amerika Serikat, Uni, Eropa, dan sebagian besar negara Amerika Latin semuanya mengatakan, pemilu yang dilaksanakan pada Minggu (20/5) itu tidak sesuai dengan standar demokratis. BEST PROFIT

Maduro, berumur 55 tahun sebagai penerus Hugo Chavez, memenangkan pemilihan kembali dengan mudah. Tetapi kritikus mengatakan pemilu tersebut penuh dengan keganjilan. Mulai dari pembatasan terhadap dua pesaing Maduro hingga menawarkan "hadiah" pemerintah kepada para pemilih. PT BEST PROFIT

Presiden Donald Trump merespons hasil pemilu yang memenangkan Maduro dengan menjatuhkan sanksi untuk membatasi kemampuan Venezuela untuk menjual aset, Senin (21/5). PT BESTPROFIT FUTURES

Dua diplomat AS pun terkena imbasnya. Maduro menuduh diplomat AS Todd Robinson terlibat dalam konspirasi militer. Dia pun memerintahkan Robinson dan seorang diplomat senior lainnya, Brian Narajo, untuk meninggalkan Venezuela dalam waktu 48 jam. PT BEST PROFIT FUTURES

Tanpa merinci tuduhannya, Maduro menyebut kedutaan AS ikut campur dalam masalah militer, ekonomi dan politik, dan berjanji untuk membeberkan bukti-bukti secepat mungkin. BESTPROFIT FUTURES

"Kami sudah cukup dengan konspirasi Anda," kata Maduro dalam pidato yang ditayangkan televisi. Dia menyebut Naranjo sebagai kepala agen intelijen AS, CIA di Venezuela.

Juru bicara Departemen Luar Negri AS, Heather Nauert menolak tuduhan palsu yang dilayangkan Maduro terhadap kedua diplomatnya. Demikian pula kedua diplomat.

"Kami menolak tuduhan terhadap saya dan Brian Naranjo," kata Robinson di Kota Merida, sebelah barat Venezuela, Selasa (22/5). "Ini pertama kalinya saya mengunjungi Merida, tapi bukan yang terakhir," kata Robinson.

Dalam sebuah wawancara Selasa (22/5), Menteri Perdagangan Venezuela Jose Vielma mengatakan bahwa babak paling akhir dari sanksi ini akan memberikan dampak "lebih serius" terhadap sistem keuangan negara.

Sanksi sebelumnya terbatas pada aset yang dikaitkan dengan pejabat Maduro. Sanksi melarang warga AS terlibat dalam perdagangan dengan Venezuela terkait minyak dan aset lainnya. Namun Vielma mengatakan pengiriman bahan bakar dan minyak mentah ke Amerika Serikat akan terus berlanjut.

Tingkat Pemilih Rendah

Di tengah kecaman internasional terhadap pemilu Venezuela, Uni Eropa menyebut pemilu itu tidak sesuai dengan "standar minimun internasional untuk proses pemilihan yang kredibel."

Koalisi oposisi utama Venezuela memboikot pemungutan suara pada hari Minggu (20/5). Mereka menyebut pemilu adalah sebuah penipuan untuk melegitimasi pemerintahan Maduro.

Maduro, akan memulai masa jabatanya yang kedua kali pada Januari tahun depan. Dia meraup 68 persen suara. Penantang Maduro, Henri Falcon mengatakan dia menerima ratusan dugaan kecurangan. Jumlah pemilih dalam pemilu kali ini kurang dari 50 persen, dibandingkan dengan 80 persen pada tahun 2013.

Ketua dewan pemilihan Tibisay Lucena, berada di daftar sanksi AS dan Uni Eropa, yang menyokong dalam presentasi kemenangan Maduro pada hari Selasa (22/5).

Pemerintah Trump juga berusaha untuk meyakinkan China dan Rusia untuk menghentikan bantuan kredit baru ke Venezuela. Kedua negara tersebut telah memberikan dana miliaran dollar untuk Venezuela dalam beberapa tahun terakhir.

Namun nampaknya China dan Rusia tidak akan memperhatikan peringatan dari AS. Beijing mengatakan pada hari Selasa (22/5) bahwa Amerika Serikat dan Venezuela harus menyelesaikan perbedaan mereka melalui perundingan, sementara Moskow mengatakan tidak akan mematuhi sanksi. Presiden Vladimir Putin juga telah mengucapkan selamat kepada Maduro atas terpilihnya dia kembali.

Kementrian Luar Negeri Venezuela mengatakan sanksi AS melanggar hukum internasional. Mereka juga blokade AS sebagai penghalang untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat Venezuela.

Sejumlah ekonom menyatakan krisis di Venezeula terjadi akibat kontrol mata uang yang ketat, banyaknya intervensi negara, dan pencetakan uang. Krisis menyebabkan ekonomi Venezuela terpuruk, kelangkaan bahan pangan dan obat-obatan serta emigrasi ke negara-negara tetangga Venezuela, seperti Kolombia.


Sumber : Detik


Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page