Analis Asing Sebut RI Masih Jauh dari Krisis Mata Uang
PT BESTPROFIT - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyambut keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk menutup misi Palestina di Washington.
Keputusan AS untuk menutup misi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) disampaikan pada Senin (10/9) waktu setempat, seiring Palestina mengumumkan upaya baru terhadap Israel di pengadilan internasional, International Criminal Court (ICC). BESTPROFIT
PLO menyatakan pihaknya diperas oleh Gedung Putih yang secara terang-terangan bias mendukung Israel dan menyebut langkah penutupan itu sebagai "eskalasi berbahaya" ketegangan di kawasan itu. BEST PROFIT
"AS membuat keputusan tepat mengenai misi PLO di Washington," ujar Netanyahu dalam statemen yang diposting di akun Twitter miliknya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (12/9/2018). PT BEST PROFIT
"Israel mendukung tindakan-tindakan Amerika yang dirancang untuk memperjelas bagi Palestina bahwa menolak bernegosiasi dan mencoba menyerang Israel di forum-forum internasional tidak akan mendatangkan perdamaian," imbuh Netanyahu. PT BESTPROFIT FUTURES
Perlu diketahui bahwa misi PLO di Washington berfungsi sebagai Kedutaan Besar Palestina de facto di Amerika Serikat. Saat menjelaskan keputusan untuk menutup misi PLO tersebut, Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menuding para pemimpin Palestina menolak untuk berhubungan dengan AS dan Israel. Deplu AS menyatakan, langkah-langkah Palestina untuk mengupayakan agar pejabat-pejabat pemerintah Israel diadili di ICC sebagai salah satu alasan penutupan misi PLO. PT BEST PROFIT FUTURES
Hubungan antara pemerintah AS dan Palestina memburuk tajam dalam beberapa bulan terakhir, dengan Palestina memutus hubungan dengan pemerintahan Presiden Donald Trump pada Desember lalu, setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Husam Zomlot, kepala misi PLO di Washington, menyebut penutupan kantornya "pemerasan dan bullying" dan mengatakan bahwa pemerintah AS "membabi-buta melakukan daftar keinginan Israel."
Sumber : Detik