Robot Akan Rebut Pekerjaan Manusia? Ini Kata Bank Dunia
BEST PROFIT - Baru-baru ini Jaringan Komunikasi Serikat Pekerja Perbankan (Jarkom SP Perbankan) menyebut "tsunami PHK" atau pemutusan hubungan kerja tengah melanda industri perbankan dalam negeri.
Tidak tanggung-tanggung, jumlah karyawan yang menjadi korban disebut mencapai 50.000 orang. Jarkom SP Perbankan menyebut digitalisasi perbankan sebagai salah satu penyebab tsunami PHK tersebut. PT BESTPROFIT
Di tengah maraknya wacana pengembangan Industri 4.0 yang mengarah pada digitalisasi, muncul kekhawatiran bahwa teknologi, termasuk robot-robot, akan merebut pekerjaan manusia. Kasus ini ternyata menjadi perhatian tidak hanya Indonesia namun juga negara-negara berkembang. BEST PROFIT
Dalam laporan World Development Report (WDR) 2019 yang dikeluarkan Bank Dunia Oktober tahun lalu disebutkan bahwa orang-orang yang hidup di negara-negara maju cemas akan dampak teknologi terhadap lapangan kerja. Mereka khawatir meningkatnya kesenjangan yang diperparah dengan "gig economy" akan membuat kelompok tertentu berada dalam kondisi pekerjaan terbawah. PT BEST PROFIT
Gig economy terjadi ketika beberapa perusahaan mengontrak pekerja independen untuk jangka waktu tertentu. PT BESTPROFIT FUTURES
"Benar bahwa di beberapa negara maju dan negara dengan pendapatan menengah pekerjaan manufaktur hilang karena otomatisasi. Para pekerja yang melakukan pekerjaan rutin yang terkodifikasi adalah yang paling rentan digantikan," tulis laporan tersebut, dikutip Senin (21/1/2019). PT BEST PROFIT FUTURES
Namun, tambahnya, tetap saja teknologi menyediakan kesempatan penciptaan lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas, dan menghasilkan layanan publik yang efektif.
"Melalui inovasi, teknologi menghasilkan sektor baru dan pekerjaan-pekerjaan baru," menurut World Development Report 2019.
Laporan dari organisasi yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), itu menggarisbawahi empat hal terkait peran teknologi dalam penciptaan lapangan kerja dan perkembangan ekonomi suatu negara.
Pertama, perusahaan-perusahaan dapat tumbuh dengan cepat akibat transformasi digital yang mengaburkan batas-batas dan menantang pola-pola produksi tradisional. Dengan menggunakan teknologi digital, para wirausahawan menciptakan bisnis yang berbasis global dalam sebuah jaringan yang dapat langsung menghubungkan konsumen, produsen, dan pihak penyedia.
Kedua, meningkatnya perusahaan berbasis platform digital berarti dampak teknologi akan dapat menjangkau lebih banyak orang dibandingkan sebelumnya.
Ketiga, teknologi mengubah kemampuan atau skills yang diperlukan perusahaan. Permintaan akan pekerja dengan skills rendah yang dapat digantikan oleh teknologi akan semakin berkurang. Namun, permintaan untuk pekerja yang memiliki kemampuan kognitif tinggi, mampu memecahkan masalah, dan piawai bekerja dalam tim akan semakin meningkat.
Keempat, teknologi mengubah bagaimana orang-orang bekerja. Beberapa negara, seperti Vietnam dan Laos, yang telah meningkatkan kualitas sumber daya manusia mereka karena desakan teknologi, telah mampu membawa pakerja-pekerja usia muda dengan kemampuan yang tinggi ke dalam pasar tenaga kerja.
Hasilnya, para pekerja tersebut bersama dengan teknologi baru justru mampu meningkatkan produksi manufaktur negaranya, tulis laporan tersebut. Kombinasi tersebut menyebabkan tingginya permintaan produk-produk manufaktur yang berarti kenaikan permintaan tenaga kerja di sektor industri.
Sumber : Detik